Senin, 30 November 2015

ayo generasiku budayakan berfikir positif



MAKALAH

AYO GENERASIKU BUDAYAKAN BERFIKIR POSITIF

Oleh :
RIKA YULIATI


Pembimbing

WIRA SUGIARTO, SIP, M.Pd.




Prodi  PAI Semester III D

STAIN BENGKALIS
Jalan Lembaga Bengkalis
2015 - 2016


BAB I
PENDAHULUAN  
1.1.    Latar Belakang
Setiap manusia tentu dikarunia akal untuk berpikir, tapi kadang seseorang tidak dapat memanfaatkan akalnya berpikir secara positif, hal itu tentu dipengaruhi oleh beberapa hal. Berpikr merupakan kegiatan akal budi yang sangat aktif mengajukan berbagai pertanyaan dan kemudian meresponnya dengan jawaban – jawaban, yang berupa penjelasan, pertimbangan, analisis, kesimpulan bahkan bisa sebuah keputusan. Secara harfiah berfikir positif adalah kegiatan akal budi yang bermanfaat, yang mewujudkan suatu tindakan keputusan atau karya yang berguna tidak untuk diri sendiri , tetapi juga untuk orang lain. Berpikir positif bukanlah suatu yang bekerja secara parsial dalam diri manusia karena berpikir positif hanya tercetus dari budi pekerti yang luhur. Melatih diri untuk berprilaku luhur adalah pekerjaan pertama yang harus dilakukan sebagai wadah dari berpikir positif. Seorang yang berbudi luhur adalah juga seseorang yang berpikir positif, artinya seseorang yang senantiasa memprtimbangkan dan memandang setiap hal dari sisi positif, dari sisi baiknya, dari sisi manfaatnya yang lebih banyak dibandingkan sisi negatifnya. Sebagai seorang yang baik, seseorang dituntut melakukan sesuatu yang berguna dan bermanfaat tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga utuk orang lain, sebagai tanggung jawab moral dalam kehidupan bermasyarakat.

1.2.    Rumusan Masalah
1.      Apa yang di maksud dengan berpikir positif ?
2.      Bagaiman Berpikir Positif dalam Pandangan Islam ?
3.      Bagaiman Budaya Berpikir Positif dalam Kehidupan Sehari – hari ?
4.      Bagaiman Konsep Menerapkan Budaya Berpikir Positif dalam Kehidupan Sehari – hari ?
5.      Apa Manfaat dari Membudayakan Berpikir Positif  ?



BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Berpikir Positif
                         [1]Berpikir positif ( Tafkir al-Ijabiy ) adalah istilah yang tersusun dari dua kata: Berpikir dan Ijabiy. Berpikir ( Tafkir ) ditinjau dari sudut bahasa (                             ) artinya berpikir mengenai suatuperkara, memikirkan suatu pikiran : mempergunakan akalnya dalam suatu urusan yang tidak diketahui. Positif ( Ijabiy ) di nisbatkan pada kata ijabiyah  yaitu memelihara dengan pertimbangan akal sehat dalam memahami berbagai macam problematika.
                        Ini merupakan cara jitu yang sempurna dalam menghadapi kehidupan yaitu memusatkan pikiran menuju sesuatu yang positif dalam kondisi bagaimanapun sebagai ganti dari memusatkan piiran menuju sesuatu yang negative. Hal itu berarti bahwa kita berbaik sangka dengan diri kita sendiri, juga berbaik sangka kepada orang lain, kemudian kita membangun perilaku yang layak diteladani dalam kehidupan.
                        [2]Sedangkan jika ditinjau dari penggabunngan kedua kata di atas, Viera Biffer memberikan definisi Positif Thinking dengan mengambil manfaat dengan menggunakan akal kesadaran dengan penuh kerelaan dalam bentuk yang positif.

2.2. Berpikir Positif dalam Pandangan Islam
                   [3]Manusia diciptakan oleh allah swt dengan struktur yang paling baik di antara makhluk allah swt yang lain. Struktur manusia terdiri dari unsure-unsur jasmani, rohani, nafs, dan iman.
                        Kesempurnaan unsur manusia ini disebutkan dalam firman allah swt :
  
Artinya :  Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya . ( Q.S. At-Tin : 4 ).

[4]Salah satu potensi yang diberikan allah swt kepada makhluknya ialah akal. Allah menganugrahkan akal pikiran kepada manusia sebagai kunci untuk memperoleh petunjuk terhadap segala hal. Akal adalah utusan kebenaran, ia adalah kendaraan penegtahuan, serta pohon yang membuahkan istiqomah dan konsistensi dalam kebenaran, karena itu, manusia baru bisa menjadi manusia kalau ada akalnya.
Maka relevan bila Rene Descartes menyatakan bahwa Cogito Ergo Sum,         ‘ saya berfikir maka saya ada’. Karena akal jugalah yang menghalangi manusia terjerumus kedalam dosa dan kesalahan, karena itulah maka ia dinamai oleh al-qur’an ‘aql (akal) yang secara harfiah berarti tali, yakni yang mengikat hawa nafsu manusia dan menghalanginya terjerumus ked lam dosa, pelanggaran dan kesalahan.
Salah satu akhlak mahmuda ( terpuji ) kepada allah adalah khusnudzon            ( berbaik sangka atau berpikir positif ) kepadanya. Allah adalah Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Allah mengasihi seluruh makhluk-Nya. Dia menganugrahkan rezeki kepada semua makhluk-Nya. Tidak peduli makhluk-Nya taat atau durhaka, muslim atau kafir. Bahkan, binatang dan tumbuh-tumbuhan pun dijamin rezekinya oleh allah swt :
*)tFó¡ãBãyŠö
Artinya :Dan tidak ada suatu binatang melata[709] pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya[710]. semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). ( Q.S. Hud : 6 )
[709] Yang dimaksud binatang melata di sini ialah segenap makhluk Allah yang bernyawa.
[710] Menurut sebagian ahli tafsir yang dimaksud dengan tempat berdiam di sini ialah dunia dan tempat penyimpanan ialah akhirat. dan menurut sebagian ahli tafsir yang lain maksud tempat berdiam ialah tulang sulbi dan tempat penyimpanan ialah rahim.
            Seringkali ketika kita mengalami suatu kesulitan dalam hidup, kita berfikir negative kepada allah. Kita berpikir bahwa allah tidak saying kepada kita. Padahal, dengan cobaan kesulitan tersebut, justru allah menghendaki kebaikan bagi diri kita. Allah hendak mendidik dan menempah kita agar menjadi manusia yang unggul. Selain itu, dibalik cobaan tersebut allah telah menyiapkan karunia yang besar bagi kita ketika lulus dari cobaan.
            [5]Jadi, sesungguhnya tidak ada alasan apa pun bagi kita untuk berpikir negative kepada allah swt. Sebab, selain merupakan akhlak mazmumah ( tercela ) di hadapan allah swt, juga merugikan diri sendiri. Berpikir negative kepada allah, selain berbuah dosa besar, juga akan membuat kita menjadi pesimis, kehilangan harapan dan putus asa.
            Kita harus yakin bahwa segala ketentuan allah adalah yang terbaik. Kuncinya, berpikir positif terhadap ketentuan allah. Sebab, boleh jadi apa yang menurut kita baik, sebenarnya tidak baik bagi kita. Sebaliknya, boleh jadi apa yang menurut kita baik, sebenarnya tidak baik bagi kita. Sebaliknya, boleh jadi apa yang menurut kita tidak baik, sebenarnya baik bagi kita:
|=ÏGä. ãNà6øn=tæ ãA$tFÉ)ø9$# uqèdur ×nöä. öNä3©9 ( #Ó|¤tãur br& (#qèdtõ3s? $\«øx© uqèdur ׎öyz öNà6©9 ( #Ó|¤tãur br& (#q6Åsè? $\«øx© uqèdur @ŽŸ° öNä3©9 3 ª!$#ur ãNn=÷ètƒ óOçFRr&ur Ÿw šcqßJn=÷ès? ÇËÊÏÈ  
Artinya : Diwajibkan atas kamu berperang, Padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. ( Q.S. Al-Baqarah : 216 )
Islam telah menaruh perhatian besar akan perkembangan berpikir manusia dengan menyerukannya untuk mengamati semua yang ada di langit dan bumi, mengamati diri sendiri, mengamati semua makhluk-Nya, sebagaimana allah berfirman:
  
Atinya :Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka. ( Q.S. Ali Imron : 190-191 ).
Allah menjelaskan pentingnya proses berpikir dalam kehidupan manusia. Juga menjelaskan bagaimana dia mengangkat derajat dan nilai orang-orang yang menggunakan akal dan pikirannya, sebagaimana firman allah :
Artinya : Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. ( Q.S. Az-Zumar : 9 )
Rasulullah juga menjelaskan keutamaan berpikir dengan menyeru manusia untuk memikirkan ayat-ayat Al-Qur’an dan juga merenungkan semua penciptaan-Nya, sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda :

  Berpikir selama sejam lamanya lebih baik dari pada beribadah selama setahun”.
 ( HR. Abu Hurairah ).

2.3. Budaya Berpikir Positif dalam Kehidupan Sehari-hari
Berpikir positif adalah budaya yang sangat penting dibangun di tengah-tengah kehidupan masyarakat  saat ini yang sedang menghadapi ancaman perpecahan dalam banyak hal, termasuk dalam hal politik, pemerintahan, bahkan dalam hal beribadah dan beragama.
Untuk menjalankan berbagai agenda pembangunan, budaya berpikir positif yang bermuara pada sikap saling percaya mutlak diperlukan. Karena jika semua elemen masyarakat mengedepankan prasangka dan kecurigaan, maka sulit sekali untuk mewujudkan sikap saling percaya. Dan apabila tak ada saling percaya, maka banyak sekali program pembangunan yang akan terhambat.
Dalam kaitannya dengan pembangunan daerah yang menjadi tugas Pemerintah, kepercayaan rakyat terhadap pemerintah adalah modal utama yang harus dimiliki untuk memuluskan berbagai agenda pembangunan. Karena keberhasilan pemerintah dalam jangka panjang sangat bergantung pada ketertarikan, dukungan, dan keikutsertaan dari masyarakat
Hal ini harus menjadi introspeksi bagi semua pihak, terutama bagi para pelaksana pemerintahan, bagaimana mengembalikan kepercayaan rakyat terhadap semua lembaga pemerintah (eksekutif, legislatif, yudikatif).
Pemerintah harus berupaya menjadi contoh teladan, melaksanakan transparansi, menerapkan kejujuran, mengutamakan integritas, serta memiliki konsistensi atas perkataan dengan perbuatan, sehingga muncul kepercayaan di tengah-tengah masyarakat.
Jika sudah tercipta kepercayaan dari masyarakat terhadap pemerintah, maka masyarakat akan mudah diajak untuk berpartisipasi dalam pembangunan.
Kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah perlu kita bangun bersama, minimal dengan membiasakan diri kita sendiri melihat segala sesuatu dari sisi yang positif, serta tidak secara serampangan membuat pernyataan atau tanggapan negatif yang bisa memengaruhi khalayak ramai.
Salah satu dampak negatif jika tidak adanya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, maka masyarakat enggan membayar pajak. Karena masyarakat curiga bahwa pajak yang dibayar oleh mereka tidak akan masuk ke kas negara, melainkan masuk ke kantong para pejabat negara.
Jika masyarakat enggan membayar pajak, bahkan mengemplang pajak, mencuri air, mencuri listrik, dan sebagainya, maka banyak program pembangunan yang tak akan bisa dilaksanakan. Karena di alam bawah sadar masyarakat memiliki kebencian terhadap pemerintahnya.
Sebaliknya. Jika kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah telah tercipta, maka masyarakat tak akan enggan untuk membayar pajak atau retribusi apapun. Bahkan ikut mendorong agar semua pihak melaksanakan kewajiban tersebut dan menyadari manfaatnya. Karena mereka mengetahui bahwa pajak yang mereka bayarkan itu, akan digunakan pemerintah untuk menyediakan dan memerbaiki fasilitas publik untuk kepentingan masyarakat juga, misalnya jalan, jembatan, sarana transportasi, sarana kesehatan, sarana pendidikan, dsb.
Wahai Pemerintah, Mari ciptakan kepercayaan masyarakat, dengan menunjukkan kinerja yang sesuai dengan harapan masyarakat. Dan tunjukkanlah bahwa segala perkataanmu, sejalan dengan perbuatanmu.
Namun, bagaimana mungkin itu semua diwujudkan? Apabila di jajaran pemerintahan sendiri sudah tidak harmonis, tidak ada saling percaya, bahkan tidak ada lagi komunikasi?
Dibutuhkan kedewasaan dan jiwa besar dari para pemimpin untuk merubah situasi ini. Pesimis adalah paham yang menganggap bahwa segala sesuatu yang ada pada dasarnya adalah buruk atau jahat. Kata pesimisme berasal dari bahasa latin pessimus yang artinya terburuk. Dengan demikian, gambaran hidup yang ditampilkan adalah suram dan tidak ada harapan. Pesimis dibagi menjadi dua yaitu, pesimis kultural dan pesimis tragis. Pesimis kultural biasanya yang memandang bahwa pada akhirnya setiap kebudayaan akan hilang dan hal itu tidak dapat terhindari. Kemudian, pesimis kultural merupakan sikap yang mencoba mengafirmasi dunia dan kehidupan sekalipun segala sesuatu tak berarti.
 Bagi para pelajar kelas tiga sma, pesimis bukanlah hal yang asing untuk didengarkan. Apalagi, saat Ujian Nasional dan SNMPTN tiba. Semua pikiran negatif (pesimis) muncul seketika di dalam benak setiap pelajar. Namun, pikiran pesimis tidak hanya dialami oleh pelajar, tapi juga dialami oleh anak-anak, orang dewasa bahkan orang tua.
Pada dasarnya berpikir pesimis termasuk sifat alamiah yang terdapat di setiap diri manusia. Karena, semua golongan dari anak-anak hingga orang tua akan mengalami rasa pesimis dalam menghadapi seusatu. Meskipun merupakan sifat alamiah, bukan berarti pesimis dijadikan budaya. Karena, pesimis akan membuat rasa percaya diri kita hilang dan cita-cita yang kita impikan tidak dapat tercapai.
Hanya ada satu cara agar rasa pesimis yang selalu membayangi benak kita dapat hilang, yaitu dengan berpikir positif. Dengan berpikir positif itulah hal seberat apapun yang sedang kita hadapi akan mudah dilalui. Namun, dalam berpikir positif tidak semata-mata kita hanya selalu berpikir seperti itu, tapi harus didasari niat dan usaha yang kuat. Dimulai dengan berpikir positif, niat dan usaha yang kuat, cita-cita yang kita impikan akan terwujud tanpa rasa ragu-ragu.
Seperti contohnya, saat saya mengerjakan tugas kuliah ini. Saya merasa tidak yakin dapat menyelesaikan dalam satu hari. Dengan aktivitas yang padat membuat saya pesimis dalam mengerjakan tugas ini. Bahkan, inspirasi untuk menulispun tidak terbayang sama sekali. Hingga saya berpikir “hari ini harus selesai, tidak boleh menyerah!” dan dengan bantuan dari media elektronik, tugas kuliah ini selesai dalam waktu sehari. Memang berpikir positif tidaklah mudah. Namun, dengan niat dan tekad seperti yang tadi telah saya singgung, dapat mewujudkan cita-cita kita dengan lancar dan semua hal yang dianggap sulit akan menjadi mudah.
Contohnya yang lain yaitu pada saat saya melihat salah satu acara di stasiun tv swasta, ada sebuah tayangan yang dapat menjadi pelajaran bagi kita. Yaitu, seekor marmut yang menyumbang namanya kedalam rekor dunia. Marmut tersebut melompat dari kotak satu ke kotak yang lain dengan jarak terjauh yaitu empat puluh lima sentimeter. Berawal dengan jarak lima belas sentimeter, kemudian tiga puluh sentimeter hingga empat puluh lima sentimeter marmut tersebut mendapatkan rekor dunia. Marmut pun memerlukan dua puluh lima kali mencoba dalam atraksinya hingga akhirnya ia berhasil. Dapat kita simpulkan,bahwa marmut tersebut tidak pantang menyerah dalam mencapai kotak dengan jarak yang jauh dan ia berpikir positif dalam mencobanya meskipun harus melakukan dua puluh lima kali. Kalau marmut saja bisa, kenapa kita tidak bisa? Karena itulah betapa pentingnya berpikir positif dalam melawan pesimis yang selalu membayangi benak kita. Dengan begitu kita pasti dapat mengubah budaya pesimis dengan berpikir positif.

2.4. Konsep Budaya Berpikir Positif dalam Kehidupan Sehari – hari
Ø [6]Belajarlah untuk berpikir kritis, dimana kita harus mempertimbangkan adanya hal-hal yang membentuk suatu masalah dari berbagai sisi. Contohnya : Dengan tidak mudah menerima adanya informasi atau berita yang tidak atau belum pasti kebenarannya. Pola berpikir kritis juga kita terapkan terhadap pendapat, tanggapan, atau pandangan orang lain, dimana sikap kritis tersebut bermanfaat untuk memberikan perbandingan apakah alur pemikiran kita sudah benar atau belum.
Ø Sebelum bertindak atau mengambil keputusan, berpikirlah terlebih dahulu. Jangan bertindak atau mengambil keputusan terlebih dahulu, baru memikirkan kenapa kita bertindak atau membuat keputusan demikian.
Ø Bersikaplah terbuka terhadap segenap pendapat atau masukan dari orang lain. Dalam hal ini, kita harus selalu bersedia dikoreksi orang lain.
Ø Sebelum mengambil keputusan penting, bersikaplah hati-hati dan buatlah perhitungan-perhitungan yang sesuai dengan logika atau cara berpikir dengan nalar yang benar, untuk menghindari keluarnya sebuah keputusan yang diambil secara gegabah.
Ø Perluasan wawasan dan asah terus kemampuan analisis kita terhadap permasalahan yang ada sehingga kita tidak cepat menghadirkan prasangka atau penilaian buruk pada orang lain atau pada situasi yang memerlukan penilaian yang tepat dan benar.
Ø Biasakan melakukan kegiatan chek dan recheck untuk setiap informasi yang kita ragukan kebenarannya.
Ø Selalu menanamkan pikiran optimis dalam benak pikran kita.
Ø Berusahalah untuk tidak mempersulit orang lain, namun ajari orang lain untuk dapat berpikir dengan cara-cara yang benar dalam mengambil keputusan.
Ø Selalu bersikap tenang pada saat ingin mengambil keputusan.
Ø Sebelum mengambil keputusan, pertimbangkan segala sesuatunya dengan seksama.
Ø Jangan kita selalu menganggap benar terhadap segala sesuatu yang kita sukai, dan cepat menolak untuk setiap pendapat, saran, atau tanggapan yang diberikan orang lain.
Ø Bersikaplah jujur pada diri sendiri, dengan belajar dari kesalahan, mengakui adanya kekurangan serta kelebihan dalam diri kita, dan tidak mudah terpancing oleh hal-hal praktis, namun sesungguhnya kepraktisan itu bukanlah konsep berpikir yang benar. Apabila semuanya itu bisa kita lakukan atau terapkan, maka kita telah melatih diri kita untuk selalu berpikir positif untuk setiap peristiwa yang harus kita hadapi dalam hidup ini, meskipun mood kita sedang tidak baik.



2.5. Manfaat dari Membudayakan Berpikir Positif
          a. Berpikir positif membebaskan diri dari pengaruh setan
 [7]Dalam pandangan agama, pikiran-pikiran negatif yang terlintas dalam pikiran kita merupakan bisikan-bisikan setan. Setan selalu menggoda manusia dengan berbagai cara. Salah satunya dengan mengacaukan pikiran manusia. Ketika pikiran seseorang telah berhasil dikacaukan oleh setan, efeknya sangat negative.
                           Berpikiran negatif itu sesuatu hal yang belum tentu kebenarannya, maka dari itu allah melarang hambanya dari berpikiran negatif. Dengan berpikiran positif maka tidak ada celah untuk setan masuk dan mempengaruhi kita. Allah SWT berfirman :
           
Artinya : Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan Maka berlindunglah kepada Allah ( Q.S. Al – A’raf : 200 )
b. Berpikir positif menyehatkan tubuh
Pikiran sangat berpengaruh pada kesehatan fisik. Banyak penyakit fisik yang berawal dari pikiran. Ketika kita memasukkan pikiran-pikiran negative ke otak maka akan menimbulkan emosi (perasaan) negatif. Kemudian, emosi-emosi negative tersebut melepaskan hormone-hormon di dalam tubuh yang dapat menyebabkan munculnya penyakit.
Para peneliti asal Inggris telah melakukan penelitian yang membuktikan adanya hubungan antara emosi – emosi negative dengan tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskuler ( jantung dan pembuluh darah ) dan penyakit – penyakit yang terkait dengan system kekebalan tubuh. Oleh karena itu, pastikanlah kita selalu berpikir positif sehingga menimbulkan emosi positif yang akan melepaskan hormone – hormone positif di dalam tubuh. Dengan begitu system kekebalan tubuh kita akan kuat dan sehat.
c. Berpikir Positif Menumbuhkan Ketenangan Jiwa
Kunci hidup tenang dan damai ad pada pikiran kita. Peristiwa dan masalah apa pun yang kita alami dalam kehidupan, tidak akan membuat gusar dan cemas jika disikapi dengan sikap dan pikiran positif. Ketidak mampuan kita dalam mengendalikan pikiranlah yang menimbulkan respons tidak tepat dalam menghadapi dan menyikapi suatu hal. Akibatnya, kita tidak merasakan ketenangan dalam hidup ini. Jadi, kuncinya ada pada pengendalian pikiran kita. Pikiran positif akan menimbulkan emosi atau perasaan positif. Sedangkan pikiran negative akan menimbulkan emosi atau perasaan negative.
d. Berpikir Positif Mendatangkan Kebahagian
Rahasia kebahagiaan terletak pada diri kita sendiri. Lebih tepatnya lagi, ada pada pikiran kita. Ketika kita memutuskan untuk bahagia dengan kondisi apa pun, kita akan merasa bahagia. Bahkan saat sakit atau sedang kesusahan sekali pun. Jika pikiran tetap berpikir dan memutuskan bahwa kita orang yang bahagia. Apa yang ada dalam pikiran, itulah yang direspons oleh perasaan kita.
e. Berpikir Positif Meningkatkan Kepercayaan Diri.
Berpikir positif membuat kita mampu membangun motivasi dan harapan. Berpikir positif juga membuat kita mampu mengatasi keputusan. Dengan membiasakan diri berpikir positif , kita akan mampu menghargai diri sendiri dan merasa diri berharga. Kita juga akan merasa bahagia dengan diri kita. Pada akhirnya, kita akan mampu menarik hal-hal positif dan menolak hal-hal negative.
Ketika kita berpikir positif, secara otomatis akan mempengaruhi jiwa kita menjadi lebih optimis, imajinasi ( daya khayal ) kita menjadi lebih kreatif dan semangat kita menjadi semakin kuat. Hal ini akan membuat kita memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Kita tidak merasa minder untuk bergaul dan berinteraksi dengan siapa pun. Kita pun merasa mampu meraih apa yang dicita-citakan.

         
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
              Berpikir positif adalah hal yang penting bagi manusia dalam kehidupan. Untuk menghadapi suatu permasalahan dalam hidup, bisa melihat diri dari berbagai aspek khususnya dalam memecahkan permasalahan, namun berpikir positif juga perlu bahkan harus di dikung dengan usaha berubah menjadi lebih baik.
              Untuk berpikir positif memerlukan langkah-langkah yang harus dilakukan dimana hal ini menjadi factor pendukung demi terciptanya seseorang yang menjiwai hal tersebut. Namun inilah hal yang perlu kita perhatikan sebagai berikut. Jadilah optimis, usahakan lebih sering tersenyum, libatkan diri anda dengan suasana yang menyenangkan.
              Berpikir positif bukan suatu tujuan melainkan suatu jalan untuk mencapai manfaat yang diantaranya : mengatasi stress, menjadi lebih sehat, percaya diri, bisa mengambil keputusan, bisa meningkatkan konsentrasi, bisa mengatur dengan baik, lebih sukses dalam hidup, memiliki banyak teman, menjadi pemberani dan hidup lebih baik.



DAFTAR PUSTAKA

Bertens, 1991, Ringkasan Sejarah Filsafat, Yogyakarta: Kanisius.
El-Bantani, Syafi’ie, 2010,  Kekuatan Berpikir Positif, Jakarta: Wahyu Media.
Said, 2010, Positif Thinking, Solo:Qaula.
Shihab, M. Quraish, 2004,  Dia Dimana-mana: Tangan Tuhan Dibalik Setiap Fenomena, Jakarta: Lentera Hati.
Sutoyo, Anwar, 2007,  Bimbingan dan Konseling Islami ( Teori dan Praktik ), Semarang: CV, Cipta Prima Nusantara.


[1] Said. Positif Thinking. Solo : Qaula. 2010. Hlm: 16-17
[2] Op.cit. Hlm: 18
[3] Sutoyo, Anwar,  Bimbingan dan Konseling Islami ( Teori dan Praktik ), Semarang: CV, Cipta Prima Nusantara, 2007. Hlm: 66
[4] Shihab, M. Quraish,  Dia Dimana-mana: Tangan Tuhan Dibalik Setiap Fenomena, Jakarta: Lentera Hati, 2004. Hlm: 135.
[5] El-Bantani, Syafi’ie,  Kekuatan Berpikir Positif, Jakarta: Wahyu Media, 2010. Hlm : 78-79
[6] Sutoyo, Anwar,  Bimbingan dan Konseling Islami ( Teori dan Praktik ), Semarang: CV, Cipta Prima Nusantara, 2007. Hlm: 189-190

[7] El-Bantani, Syafi’ie,  Kekuatan Berpikir Positif, Jakarta: Wahyu Media, 2010. Hlm: 177-178

Tidak ada komentar:

Posting Komentar