MAKALAH
PERBEDAAN PERTUMBUHAN KANGKUNG
YANG DIBERI CAIRAN INFUS DAN AIR LIMBAH
Oleh :
RIKA YULIATI
NISN : 9952364295
Pembimbing
Dra. DESMIARTI
NIP : 19690811 199403 2
007
SMAN 1 BENGKALIS
Jalan Ahmad Yani Bengkalis
November
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Tanaman yang terdapat di Indonesia banyak ragamnya,
ada jenis umbi-umbian, ada jenis rerumputan, dan ada pula jenis biji-bijian
yang mendatangkan manfaat untuk kesehatan kita maupun tanaman. Contohnya
kangkung, Kangkung merupakan tanaman yang bermanfaat. Kangkung
mempunyai senyawa yang dapat digunakan untuk pengobatan bagi penderita susah
tidur. Serat pada kangkung sangat baik untuk mencegah konstipasi sehingga dapat
menghalangi terjadinya kanker perut. Karetenoid dalam tubuh akan diubah menjadi
vitamin A serta klorofil tinggi. Kedua senyawa ini berperan sebagai antioksidan
yang berguna untuk mencegah penuaan dan menghalangi mutasi genetik penyebab
kanker.
Pertumbuhan tanaman kangkung yang
baik dan hasil produksinya tinggi merupakan dambaan dan harapan kita semua.
Untuk mencapai tahapan tersebut kita harus melakukan kegiatan bercocok tanaman
kangkung yang menggunakan tahapan-tahapan yang benar. Di sini penulis akan
meneliti bagaimana perbedaan pertumbuhan kangkung yang di siram cairan infus
dan air limbah.
1.2.
Rumusan masalah
- Apa pengaruh cairan infus terhadap pertumbuhan kangkung?
- Apa pengaruh air limbah terhadap pertumbuhan kangkung?
1.3.Hipotesis
Pemberian
Cairan Infus dan Air Limbah akan memberikan pengaruh terhadap partumbuhan
tanaman kangkung
1.4.Variabel-Variabel
1.4.1. Variabel
bebas : cairan infus dan air limbah
1.4.2. Variabel
terikat : pertumbuhan kangkung
1.4.3.
Variabel kontrol :
berat tanah, jenis tanah, ukuran polibag, proses penyiraman, takaran air.
1.5.Tujuan penelitian
Untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan
kangkung yang diberi cairan infus dan air limbah.
1.6.Manfaat penelitian
Dengan adanya penelitian ini penulis
bisa memberikan informasi kepada pembaca tentang perbedaan pertumbuhan kangkung
yang diberi cairan infus dan air limbah.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
2.1. Tanaman Kangkung
Sayuran merupakan komoditas penting
dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman
yang luas dan berperan sebagai sumber karbohidrat, protein nabati, vitamin, dan
mineral yang bernilai ekonomi tinggi. Produksi sayuran di Indonesia meningkat
setiap tahun dan konsumsinya tercatat 44 kg/kapita/tahun. Laju pertumbuhan
produksi sayuran di Indonesia berkisar antara 7,7-24,2% per tahun. Peningkatan
produksi lebih banyak terkait dengan peningkatan luas areal tanam. Beberapa
jenis sayuran, seperti bawang merah, petsai, dan mentimum, peningkatan
produksinya merupakan dampak dari penerapan teknologi budidaya.
Di Indonesia
terdapat dua tipe kangkung, yaitu kangkung darat dan kangkung air. Kangkung
darat tumbuh di lahan tegalan dan lahan sawah, sedangkan kangkung air tumbuh di
air, baik air balong maupun air sungai. Kultivar lokal yang dikenal adalah
kangkung Lombok dan kangkung Sukabumi, keduanya memiliki kualitas yang tinggi
dengan ciri khas daun berwarna hijau muda cerah, menarik, dan lebar (biasanya
jenis kangkung darat) serta batangnya renyah. Kangkung mengandung senyawa
phytol 37% dan asam palmitat 11% yang bermanfaat untuk farmasi, sehingga dalam
dunia kedokteran kangkung disebut tanaman obat.
Kangkung termasuk suku Convolvulaceae (keluarga
kangkung-kangkungan). Kedudukan tanaman kangkung dalam sistematika tumbuhan
diklasifikasikan ke dalam :
a) Divisio :
Spermatophyta
b) Sub-divisio : Angiospermae
c) Kelas :
Dicotyledonae
d) Famili :
Convolvulaceae
e) Genus :
Ipomoea
f) Species :
Ipomoea reptans (Ware, 1975).
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik
sepanjang tahun. Kangkung darat dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas
dan beriklim dingin. Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini
berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung
pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh
rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput
liar, sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun atau ladang yang
agak rimbun. Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat
sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman
kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat
kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat
yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai
konsumen. Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m
tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1 derajat C. Apabila kangkung
ditanam di tempat yang terlalu panas, maka batang dan daunnya menjadi agak
keras, sehingga tidak disukai konsumen.
Kangkung merupakan tanaman menetap yang
dapat tumbuh lebih dari satu tahun. Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran
tunggang dan cabang-cabangnya akar menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah
sampai kedalaman 60 hingga 100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius 150
cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung air. Batang kangkung bulat dan
berlubang, berbuku-buku, banyak mengandung air (herbacious) dari buku-bukunya
mudah sekali keluar akar. Memiliki percabangan yang banyak dan setelah tumbuh
lama batangnya akan merayap (menjalar). Kangkung memiliki tangkai daun melekat
pada buku-buku batang dan di ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat
tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk daun umumnya runcing ataupun tumpul,
permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, dan permukaan daun bagian bawah
berwarna hijau muda. Selama fase pertumbuhanya tanaman kangkung dapat berbunga,
berbuah, dan berbiji terutama jenis kangkung darat. Bentuk bunga kangkung
umumnya berbentuk “terompet” dan daun mahkota bunga berwarna putih atau merah
lembayung. Buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga
butir biji. Bentuk buah kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna buah
hitam jika sudah tua dan hijau ketika muda. Buah kangkung berukuran kecil
sekitar 10 mm, dan umur buah kangkung tidak lama. Bentuk biji kangkung
bersegi-segi
atau tegak bulat. Berwarna cokelat atau
kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping dua
2.2. Klasifikasi
Tanaman Kangkung
- Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
- Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
- Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
- Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
- Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
- Sub Kelas : Asteridae
- Ordo : Solanales
- Famili :Convolvulaceae (suku kangkung-kangkungan)
- Genus : Ipomore
- Spesies : Ipomoea aquatica Forsk.
2.3. Manfaat Mengkonsumsi Sayur Kangkung Untuk
Kesehatan
Kangkung merupakan salah satu
sayuran yang cukup populer di Indonesia. Berbagai penawaran cita rasa di
tawarkan dari pengolahan sayuran ini mulai dari kaki lima hingga bintang lima
terdapat menu yang menawarkan menu masakan yang berbahan dasar kangkung. Kangkung
tak hanya enak untuk dijadikan sayur sebagai teman makan, ternyata kangkung memiliki
kandungan yang baik untuk tubuh seperti kandungan mineral, dan gizinya cukup
tinggi. Kangkung
juga kaya serat, sehingga baik untuk proses pencernaan. Sayuran
memiliki manfaat yang efektif pada tubuh apabila pengolahan yang kita lakukan
tepat. Untuk kangkung dalam proses pengolahannya sebaiknya jangan terlalu lama dalam
proses memasak, karena kangkung mudah berubah warna dan vitaminnya mudah rusak.
Kangkung
konon memiliki khasiat sebagai obat penenang, pendarahan,
dan insomnia. Untuk lebih jelasnya
berikut ulasan tentang kangkung.
2.4. Kandungan yang terdapat di Cairan Infus
Infus merupakan cairan solusi untuk
menggantikan cairan tubuh sebagai keseimbangan cairan elektrolit dan terapi
shock.
Selain untuk menggantikan cairan
tubuh, caiaran infus juga dapat berfungsi untuk tumbuhan, karena kandungan yang
ada dalam cairan tersebut seperti : Na+ , K+ , Ca2+, Cl- merupakan
zat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman.
Na+ (natrium)
mempengaruhi pengikatan air oleh tanaman dan menyebabkan tanaman itu tahan
kekeringan dan berperan pembentukan stomata.
K+(kalium) berperan dalam
metabolisme karbohidrat, metabolisme nitrogen dan sintesis protein. Mengawasi
dan mengatur aktivitas beragam unsur mineral, netralisasi asam, asam organik
yang penting bagi proses fisiologik, mengaktifkan berbagai enzim, mempercepat
pertumbuhan jaringan meristematik dan mengatur pergerakan stomata dan hal-hal yang
berhubungan dengan air.
Ca2+ (kalsium) dibutuhkan
oleh semua tanaman, karena kalsium mempunyai peran dalam mengatur beberapa
fungsi sel dan menguatkan dinding sel.
Cl-
(klor) berperan dalam mengatur pertumbuhan akar dan batangserta mengatur
fotolisis.
2.5. Air Limbah
Air limbah atau
air buangan adalah sisa air yang dibuang
yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan
pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi
kesehatan manusia serta menggangu lingkungan hidup.
Batasan lain
mengatakan bahwa air limbah adalah kombiasi dari cairan dan sampah cair yang
berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri,
bersama-sama dengan air tanah, air permukaan dan air hujan yang mungkin ada.
Dari batasan
tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air yang tersisa dari
kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti
indusri, perhotelan dan sebagainya.
Air limbah industri rumah tangga tidak memiliki
tingkat produktivitas lagi sehingga akan langsung dibuang setelah digunakan,
seperti halnya air limbah mencuci pakaian. Padahal, air limbah pencuci pakaian
masih memiliki nilai guna yaitu untuk menyiram tanaman. Akan tetapi, banyak
anggapan bahwa tindakan tersebut dapat membahayakan kelangsungan hidup tanaman.
Dengan alasan bahwa air limbah mencuci pakaian tersebut banyak mengandung zat
kimia dari deterjen yang berbahaya bagi tanaman.
Pemanfaatan air
limbah untuk menyiram tanaman merupakan sebuah langkah yang menguntungkan.
Tidak hanya sebagai usaha pemanfaatan air limbah agar air limbah tersebut
bermanfaat bagi tanaman, tindakan ini dapat mengurangi pencemaran lingkungan,
seperti pencemaran terhadap tanah dan sungai di sekitar pemukiman. Selain itu,
hal ini juga dapat mendorong setiap individu untuk gemar menanam tanaman tanpa
harus melakukan pemborosan terhadap penggunaan air bersih sehingga jika hal itu
terjadi maka akan dapat mencegah pencemaran udara dan program Tanam Seribu
Pohon terdukung.
BAB III
PELAKSAAN PENELITIAN
3.1. Subjek : Tanaman Kangkung
Tempat :
Rumah Rika Yuliati Jl. Wonosari tengah
Waktu : 25 oktober – 08 november
2013
3.2. Desain dan Prosedur Penelitian
Desain penelitian
Prosedur penelitian
Bahan
:
1.
Biji kangkung
2.
Tanah
3.
Polibag
Cara
:
1.
Proses penyemaian, sediakan polibag yang berukuran
besar dan sudah terisikan oleh tanah lalu tanamlah biji kangkung yang sudah di
pilih sebanyak-banyaknya, setelah itu proses selanjutnya adalah penyiraman
dengan air biasa sampai bibit kangkung tersebut tumbuh.
2.
Setelah beberapa hari
bibit kangkung yang sudah tumbuh, proses selanjutnya adalah pemindahan bibit kangkung yang telah disemai ketempat
yang lain yaitu di polibag yang berukuran sedang.
3.
Dimana dalam satu
polibag yang berukuran sedang berisikan ± satu kg tanah dan satu bibit kangkung.
4.
Dan jumlah bibit yang
digunakan untuk penelitian ada dua bibit kangkung yaitu polibag A dan polibag
B.
5.
Proses selanjutnya
adalah proses penyiraman dengan air yang berbeda dimana polibag A menggunakan
cairan infus dan polibag B menggunakan air limbah. Proses penyiraman bibit
tersebut di gunakan takaran yang sama dan proses penyiramannya dilakukan secara
bergantian dengan air biasa dimana ini dilakukan dalam waktu dua hari sekali.
6.
Untuk pengambilan data,
sehari setelah penanaman sudah bisa dihitung tingginya dan pengambilan data
dilakukan setiap hari.
3.3. Teknik Analisa
Data : Kuatitatif
Teknik analisa data yang digunakan berupa teknik kuantitatif yaitu data yang dapat diukur dengan
menggunakan angka, Karena penelitian pengukuran data berupa angka. Data
kuantitatif berupa hasil pengukuran tinggi kangkung dianalisa dengan menggunakan teknik analisa deskriptif.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian
Hasil penelitian
diperlukan data. Data tersebut berupa sejumlah hasil pengukuran yang digunakan
untuk sumber menentukan kesimpulan. Yang menjadi topik penelitian adalah
pertumbuhan kangkung yang disiram dengan media air limbah dan
cairan infus.
4.1.1. Tabel Hasil
Penelitian :
No
|
Tanggal
|
Tinggi Tanaman
|
|
Polibek
A
(air
limbah)
|
Polibek
B
(
cairan infus)
|
||
1
|
25 oktober 2013
|
9,4 cm
|
7,8 cm
|
2
|
26 oktober 2013
|
11 cm
|
10,2 cm
|
3
|
27 oktober 2013
|
14 cm
|
11,5 cm
|
4
|
28 oktober 2013
|
15,6 cm
|
11,5 cm
|
5
|
29 oktober 2013
|
18,2 cm
|
14 cm
|
6
|
30 oktober 2013
|
18,4 cm
|
14,2 cm
|
7
|
31 oktober 2013
|
19,1 cm
|
14,2 cm
|
8
|
1 november 2013
|
19,5 cm
|
14,5 cm
|
9
|
2 november 2013
|
20 cm
|
14,6 cm
|
10
|
3 november 2013
|
20,1 cm
|
15 cm
|
11
|
4 novenber 2013
|
20,2 cm
|
15,2 cm
|
12
|
5 novenber 2013
|
21,1 cm
|
16,1 cm
|
13
|
6 november 2013
|
21,8 cm
|
16,7 cm
|
14
|
7 november 2013
|
22,1 cm
|
17,2 cm
|
15
|
8 november 2013
|
23,9 cm
|
17,8 cm
|
4.2. Pembahasan
4.2.1. Tabel
Hasil Penelitian
No
|
Tanggal
|
Tinggi Tanaman
|
|
Polibek
A
(air
limbah)
|
Polibek
B
(
cairan infus)
|
||
1
|
25 oktober 2013
|
9,4 cm
|
7,8 cm
|
2
|
26 oktober 2013
|
11 cm
|
10,2 cm
|
3
|
27 oktober 2013
|
14 cm
|
11,5 cm
|
4
|
28 oktober 2013
|
15,6 cm
|
11,5 cm
|
5
|
29 oktober 2013
|
18,2 cm
|
14 cm
|
6
|
30 oktober 2013
|
18,4 cm
|
14,2 cm
|
7
|
31 oktober 2013
|
19,1 cm
|
14,2 cm
|
8
|
1 november 2013
|
19,5 cm
|
14,5 cm
|
9
|
2 november 2013
|
20 cm
|
14,6 cm
|
10
|
3 november 2013
|
20,1 cm
|
15 cm
|
11
|
4 novenber 2013
|
20,2 cm
|
15,2 cm
|
12
|
5 novenber 2013
|
21,1 cm
|
16,1 cm
|
13
|
6 november 2013
|
21,8 cm
|
16,7 cm
|
14
|
7 november 2013
|
22,1 cm
|
17,2 cm
|
15
|
8 november 2013
|
23,9 cm
|
17,8 cm
|
Rata-rata
|
18,29
|
14,03
|
Dari
hasil rata-rata penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan kangkung
menunjukkan perbedaan pada masing-masing pertumbuhan. Dari hasil rata-rata
pertumbuhan kangkung yang disiram menggunakan air limbah lebih
cepat pertumbuhannya dari pada kangkung yang disiram menggunakan cairan infus.
4.2.2. Grafik Hasil Penelitian
Pada
data hasil penelitian kangkung yang telah diperoleh, pertumbuhan kangkung yang
disiram dengan air limbah lebih subur pertumbuhannya, sedangkan kangkung yang
disiram dengan menggunakan cairan infus lebih lambat pertumbuhannya. Itu karena
air cairan infus dapat menghambat pertumbuhan tanaman, sehingga mengakibatkan
tanaman yang yang disiram menggunakan cairan infus lama kelamaan akan
kekeringan dan layu bahkan bisa mati.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil
penelitian yang telah dilakuan, peneliti menyimpulkan :
1. Tanaman
yang di siram dengan cairan infus mengalami pertumbuhan yang sangat lambat, dan
sedikit layu.
2. Sedangkan
tanaman yang disiram menggunakan air limbah mengalami pertumbuhan yang cepat,
dan sangat subur.
5.2. Saran
Berdasarkan simpulan di atas
penulis menyarankan:
Untuk mendapatkan hasil tanaman yang bagus
sebaiknya jangan menggunakan cairan infus untuk menyiram tanaman, karena cairan
infus dapat menyebabkan tanaman tersebut layu, dan dapat menyebabkan pencemaran
tanah dan cairan infus banyak mengandung zat kimia, dan mengakibatkan tanaman
tersebut lama kelamaan akan mati.
DAFTAR
PUSTAKA
Premathic. 2013. Manfaat-Mengkonsumsi-Sayur-Kangkung.
(website):http//permathic.blogspot.com/2013/07/manfaat-mengkonsumsi-sayur- kangkung.html?m=1. (juli 2013).
Rbela. 2012. Pengertian-Air-Limbah.
(website):
http//rbela25.wordpress.com/2012/06/01/pengertian-Air-Limbah.html?m=1. (01 juni
2012)
Biologismanis. 2012.
Kacang-Tanahku-Tumbuh-Suburberkat. (website):
http//biolosmanis.blogspot.com/2012/09/01-kacang-tanahku-tumbuh-suburberkat.html?m=1.
(01 september 2012).
LAMPIRAN FOTO
Gambar
1. tumbuhan kangkung pada awal pengukuran data yang disiram dengan cairan infus.
Gambar
2. Tumbuhan kangkung pada awal pengambilan data yang disiram dengan air limbah
Gambar 3. Tumbuhan kangkung pada akhir pengambilan
data yang disiram dengan cairan infus.
Gambar
4.tumbuhan kangkung pada akhir pengambilan data yang disiram dengan air limbah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar