Minggu, 20 September 2015

PERBEDAAN PERTUMBUHAN KANGKUNG YANG DIBERI CAIRAN INFUS DAN AIR LIMBAH



MAKALAH

PERBEDAAN PERTUMBUHAN KANGKUNG YANG DIBERI CAIRAN INFUS DAN AIR LIMBAH

Oleh :
RIKA YULIATI
NISN : 9952364295


Pembimbing
Dra. DESMIARTI
NIP : 19690811 199403 2 007





  

SMAN 1 BENGKALIS
Jalan Ahmad Yani Bengkalis
November

BAB I
PENDAHULUAN


1.1.Latar Belakang
Tanaman yang terdapat di Indonesia banyak ragamnya, ada jenis umbi-umbian, ada jenis rerumputan, dan ada pula jenis biji-bijian yang mendatangkan manfaat untuk kesehatan kita maupun tanaman. Contohnya kangkung, Kangkung merupakan tanaman yang bermanfaat. Kangkung mempunyai senyawa yang dapat digunakan untuk pengobatan bagi penderita susah tidur. Serat pada kangkung sangat baik untuk mencegah konstipasi sehingga dapat menghalangi terjadinya kanker perut. Karetenoid dalam tubuh akan diubah menjadi vitamin A serta klorofil tinggi. Kedua senyawa ini berperan sebagai antioksidan yang berguna untuk mencegah penuaan dan menghalangi mutasi genetik penyebab kanker.
Pertumbuhan tanaman kangkung yang baik dan hasil produksinya tinggi merupakan dambaan dan harapan kita semua. Untuk mencapai tahapan tersebut kita harus melakukan kegiatan bercocok tanaman kangkung yang menggunakan tahapan-tahapan yang benar. Di sini penulis akan meneliti bagaimana perbedaan pertumbuhan kangkung yang di siram cairan infus dan air limbah.

1.2.      Rumusan masalah
  1. Apa pengaruh cairan infus terhadap pertumbuhan kangkung?
  2. Apa pengaruh air limbah terhadap pertumbuhan kangkung?

1.3.Hipotesis
Pemberian Cairan Infus dan Air Limbah akan memberikan pengaruh terhadap partumbuhan tanaman kangkung

1.4.Variabel-Variabel
1.4.1.      Variabel bebas : cairan infus dan air limbah
1.4.2.      Variabel terikat : pertumbuhan kangkung
1.4.3.                                                                   Variabel kontrol : berat tanah, jenis tanah, ukuran polibag, proses penyiraman, takaran air.

1.5.Tujuan penelitian
Untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan kangkung yang diberi cairan infus dan air limbah.

1.6.Manfaat penelitian
Dengan adanya penelitian ini penulis bisa memberikan informasi kepada pembaca tentang perbedaan pertumbuhan kangkung yang diberi cairan infus dan air limbah.



BAB II
KAJIAN PUSTAKA


2.1.  Tanaman Kangkung
Sayuran merupakan komoditas penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan sebagai sumber karbohidrat, protein nabati, vitamin, dan mineral yang bernilai ekonomi tinggi. Produksi sayuran di Indonesia meningkat setiap tahun dan konsumsinya tercatat 44 kg/kapita/tahun. Laju pertumbuhan produksi sayuran di Indonesia berkisar antara 7,7-24,2% per tahun. Peningkatan produksi lebih banyak terkait dengan peningkatan luas areal tanam. Beberapa jenis sayuran, seperti bawang merah, petsai, dan mentimum, peningkatan produksinya merupakan dampak dari penerapan teknologi budidaya.
Di Indonesia terdapat dua tipe kangkung, yaitu kangkung darat dan kangkung air. Kangkung darat tumbuh di lahan tegalan dan lahan sawah, sedangkan kangkung air tumbuh di air, baik air balong maupun air sungai. Kultivar lokal yang dikenal adalah kangkung Lombok dan kangkung Sukabumi, keduanya memiliki kualitas yang tinggi dengan ciri khas daun berwarna hijau muda cerah, menarik, dan lebar (biasanya jenis kangkung darat) serta batangnya renyah. Kangkung mengandung senyawa phytol 37% dan asam palmitat 11% yang bermanfaat untuk farmasi, sehingga dalam dunia kedokteran kangkung disebut tanaman obat.
Kangkung termasuk suku Convolvulaceae (keluarga kangkung-kangkungan). Kedudukan tanaman kangkung dalam sistematika tumbuhan diklasifikasikan ke dalam :
a) Divisio           : Spermatophyta
b) Sub-divisio    : Angiospermae
c) Kelas             : Dicotyledonae
d) Famili            : Convolvulaceae
e) Genus            : Ipomoea
f) Species          : Ipomoea reptans (Ware, 1975).
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin. Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar, sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun atau ladang yang agak rimbun. Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai konsumen. Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1 derajat C. Apabila kangkung ditanam di tempat yang terlalu panas, maka batang dan daunnya menjadi agak keras, sehingga tidak disukai konsumen.
Kangkung merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun. Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabangnya akar menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60 hingga 100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung air. Batang kangkung bulat dan berlubang, berbuku-buku, banyak mengandung air (herbacious) dari buku-bukunya mudah sekali keluar akar. Memiliki percabangan yang banyak dan setelah tumbuh lama batangnya akan merayap (menjalar). Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk daun umumnya runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda. Selama fase pertumbuhanya tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah, dan berbiji terutama jenis kangkung darat. Bentuk bunga kangkung umumnya berbentuk “terompet” dan daun mahkota bunga berwarna putih atau merah lembayung. Buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir biji. Bentuk buah kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna buah hitam jika sudah tua dan hijau ketika muda. Buah kangkung berukuran kecil sekitar 10 mm, dan umur buah kangkung tidak lama. Bentuk biji kangkung bersegi-segi
atau tegak bulat. Berwarna cokelat atau kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping dua

2.2. Klasifikasi Tanaman Kangkung
  • Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
  • Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
  • Super Divisi  : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
  • Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
  • Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
  • Sub Kelas : Asteridae
  • Ordo : Solanales
  • Famili :Convolvulaceae (suku kangkung-kangkungan)
  • Genus : Ipomore
  • Spesies : Ipomoea aquatica Forsk.
2.3.  Manfaat Mengkonsumsi Sayur Kangkung Untuk Kesehatan

Kangkung merupakan salah satu sayuran yang cukup populer di Indonesia. Berbagai penawaran cita rasa di tawarkan dari pengolahan sayuran ini mulai dari kaki lima hingga bintang lima terdapat menu yang menawarkan menu masakan yang berbahan dasar kangkung. Kangkung tak hanya enak untuk dijadikan sayur sebagai teman makan, ternyata kangkung memiliki kandungan yang baik untuk tubuh seperti kandungan mineral, dan gizinya cukup tinggi. Kangkung juga kaya serat, sehingga baik untuk proses pencernaan. Sayuran memiliki manfaat yang efektif pada tubuh apabila pengolahan yang kita lakukan tepat. Untuk kangkung dalam proses pengolahannya sebaiknya jangan terlalu lama dalam proses memasak, karena kangkung mudah berubah warna dan vitaminnya mudah rusak. Kangkung konon memiliki khasiat sebagai obat penenang, pendarahan, dan insomnia.  Untuk lebih jelasnya berikut ulasan tentang kangkung.



2.4. Kandungan yang terdapat di Cairan Infus
            Infus merupakan cairan solusi untuk menggantikan cairan tubuh sebagai keseimbangan cairan elektrolit dan terapi shock.
            Selain untuk menggantikan cairan tubuh, caiaran infus juga dapat berfungsi untuk tumbuhan, karena kandungan yang ada dalam cairan tersebut seperti : Na+ , K+  , Ca2+, Cl- merupakan zat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman.
            Na+ (natrium) mempengaruhi pengikatan air oleh tanaman dan menyebabkan tanaman itu tahan kekeringan dan berperan pembentukan stomata.
            K+(kalium) berperan dalam metabolisme karbohidrat, metabolisme nitrogen dan sintesis protein. Mengawasi dan mengatur aktivitas beragam unsur mineral, netralisasi asam, asam organik yang penting bagi proses fisiologik, mengaktifkan berbagai enzim, mempercepat pertumbuhan jaringan meristematik dan mengatur pergerakan stomata dan hal-hal yang berhubungan dengan air.
            Ca2+ (kalsium) dibutuhkan oleh semua tanaman, karena kalsium mempunyai peran dalam mengatur beberapa fungsi sel dan menguatkan dinding sel.
Cl- (klor) berperan dalam mengatur pertumbuhan akar dan batangserta mengatur fotolisis.
2.5. Air Limbah
Air limbah atau air buangan  adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta menggangu lingkungan hidup.
Batasan lain mengatakan bahwa air limbah adalah kombiasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, bersama-sama dengan air tanah, air permukaan dan air hujan yang mungkin ada.
Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air yang tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti indusri, perhotelan dan sebagainya.
 Air  limbah industri rumah tangga tidak memiliki tingkat produktivitas lagi sehingga akan langsung dibuang setelah digunakan, seperti halnya air limbah mencuci pakaian. Padahal, air limbah pencuci pakaian masih memiliki nilai guna yaitu untuk menyiram tanaman. Akan tetapi, banyak anggapan bahwa tindakan tersebut dapat membahayakan kelangsungan hidup tanaman. Dengan alasan bahwa air limbah mencuci pakaian tersebut banyak mengandung zat kimia dari deterjen  yang berbahaya bagi tanaman.
Pemanfaatan air limbah untuk menyiram tanaman merupakan sebuah langkah yang menguntungkan. Tidak hanya sebagai usaha pemanfaatan air limbah agar air limbah tersebut bermanfaat bagi tanaman, tindakan ini dapat mengurangi pencemaran lingkungan, seperti pencemaran terhadap tanah dan sungai di sekitar pemukiman. Selain itu, hal ini juga dapat mendorong setiap individu untuk gemar menanam tanaman tanpa harus melakukan pemborosan terhadap penggunaan air bersih sehingga jika hal itu terjadi maka akan dapat mencegah pencemaran udara dan program Tanam Seribu Pohon terdukung.



BAB III
PELAKSAAN PENELITIAN


3.1. Subjek   : Tanaman Kangkung
       Tempat : Rumah Rika Yuliati  Jl. Wonosari tengah
Waktu    : 25 oktober – 08 november  2013
3.2. Desain dan Prosedur Penelitian
Desain penelitian





Prosedur penelitian
Bahan :
1.      Biji kangkung
2.      Tanah
3.      Polibag
          Cara :
1.        Proses  penyemaian, sediakan polibag yang berukuran besar dan sudah terisikan oleh tanah lalu tanamlah biji kangkung yang sudah di pilih sebanyak-banyaknya, setelah itu proses selanjutnya adalah penyiraman dengan air biasa sampai bibit kangkung tersebut tumbuh.
2.        Setelah beberapa hari bibit kangkung yang sudah tumbuh, proses selanjutnya adalah pemindahan  bibit kangkung yang telah disemai ketempat yang lain yaitu di polibag yang berukuran sedang.
3.        Dimana dalam satu polibag yang berukuran sedang berisikan ± satu kg  tanah dan satu bibit kangkung.
4.        Dan jumlah bibit yang digunakan untuk penelitian ada dua bibit kangkung yaitu polibag A dan polibag B.
5.        Proses selanjutnya adalah proses penyiraman dengan air yang berbeda dimana polibag A menggunakan cairan infus dan polibag B menggunakan air limbah. Proses penyiraman bibit tersebut di gunakan takaran yang sama dan proses penyiramannya dilakukan secara bergantian dengan air biasa dimana ini dilakukan dalam waktu dua hari sekali.
6.        Untuk pengambilan data, sehari setelah penanaman sudah bisa dihitung tingginya dan pengambilan data dilakukan setiap hari.

3.3. Teknik  Analisa Data : Kuatitatif
Teknik analisa data yang digunakan berupa teknik kuantitatif  yaitu data yang dapat diukur dengan menggunakan angka, Karena penelitian pengukuran data berupa angka. Data kuantitatif berupa hasil pengukuran tinggi kangkung dianalisa dengan menggunakan teknik analisa deskriptif.






BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian
Hasil penelitian diperlukan data. Data tersebut berupa sejumlah hasil pengukuran yang digunakan untuk sumber menentukan kesimpulan. Yang menjadi topik penelitian adalah pertumbuhan kangkung  yang disiram dengan media air limbah dan cairan infus.
4.1.1. Tabel  Hasil Penelitian :

No

Tanggal
Tinggi Tanaman
Polibek A
(air limbah)
Polibek B
( cairan infus)
1
25 oktober 2013
9,4 cm
          7,8 cm
2
26 oktober 2013
11 cm
10,2 cm
3
27 oktober 2013
14 cm
11,5 cm
4
28 oktober 2013
15,6 cm
11,5 cm
5
29 oktober 2013
18,2 cm
14 cm
6
30 oktober 2013
18,4 cm
14,2 cm
7
31 oktober 2013
19,1 cm
14,2 cm
8
1 november 2013
19,5 cm
14,5 cm
9
2 november 2013
20 cm
14,6 cm
10
3 november 2013
20,1 cm
15 cm
11
4 novenber 2013
20,2 cm
15,2 cm
12
5 novenber 2013
21,1 cm
16,1 cm
13
6 november 2013
21,8 cm
16,7 cm
14
7 november 2013
22,1 cm
 17,2 cm
15
8 november 2013
23,9 cm
 17,8 cm




4.2. Pembahasan
4.2.1. Tabel Hasil Penelitian

No

Tanggal
Tinggi Tanaman
Polibek A
(air limbah)
Polibek B
( cairan infus)
1
25 oktober 2013
9,4 cm
          7,8 cm
2
26 oktober 2013
11 cm
10,2 cm
3
27 oktober 2013
14 cm
11,5 cm
4
28 oktober 2013
15,6 cm
11,5 cm
5
29 oktober 2013
18,2 cm
14 cm
6
30 oktober 2013
18,4 cm
14,2 cm
7
31 oktober 2013
19,1 cm
14,2 cm
8
1 november 2013
19,5 cm
14,5 cm
9
2 november 2013
20 cm
14,6 cm
10
3 november 2013
20,1 cm
15 cm
11
4 novenber 2013
20,2 cm
15,2 cm
12
5 novenber 2013
21,1 cm
16,1 cm
13
6 november 2013
21,8 cm
16,7 cm
14
7 november 2013
22,1 cm
 17,2 cm
15
8 november 2013
23,9 cm
 17,8 cm
Rata-rata
18,29
14,03

            Dari hasil rata-rata penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan kangkung menunjukkan perbedaan pada masing-masing pertumbuhan. Dari hasil rata-rata pertumbuhan kangkung  yang disiram menggunakan air limbah lebih cepat pertumbuhannya dari pada kangkung yang disiram menggunakan cairan infus.

4.2.2. Grafik Hasil Penelitian






Pada data hasil penelitian kangkung yang telah diperoleh, pertumbuhan kangkung yang disiram dengan air limbah lebih subur pertumbuhannya, sedangkan kangkung yang disiram dengan menggunakan cairan infus lebih lambat pertumbuhannya. Itu karena air cairan infus dapat menghambat pertumbuhan tanaman, sehingga mengakibatkan tanaman yang yang disiram menggunakan cairan infus lama kelamaan akan kekeringan dan layu bahkan bisa mati.





BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakuan, peneliti menyimpulkan :
1.      Tanaman yang di siram dengan cairan infus mengalami pertumbuhan yang sangat lambat, dan sedikit layu.
2.      Sedangkan tanaman yang disiram menggunakan air limbah mengalami pertumbuhan yang cepat, dan sangat subur.
5.2. Saran
Berdasarkan simpulan di atas penulis menyarankan:
            Untuk  mendapatkan hasil tanaman yang bagus sebaiknya jangan menggunakan cairan infus untuk menyiram tanaman, karena cairan infus dapat menyebabkan tanaman tersebut layu, dan dapat menyebabkan pencemaran tanah dan cairan infus banyak mengandung zat kimia, dan mengakibatkan tanaman tersebut lama kelamaan akan mati.




DAFTAR  PUSTAKA

Premathic.   2013. Manfaat-Mengkonsumsi-Sayur-Kangkung.           (website):http//permathic.blogspot.com/2013/07/manfaat-mengkonsumsi-sayur-   kangkung.html?m=1. (juli 2013).
Rbela. 2012. Pengertian-Air-Limbah. (website): http//rbela25.wordpress.com/2012/06/01/pengertian-Air-Limbah.html?m=1. (01 juni 2012)
Biologismanis. 2012. Kacang-Tanahku-Tumbuh-Suburberkat. (website): http//biolosmanis.blogspot.com/2012/09/01-kacang-tanahku-tumbuh-suburberkat.html?m=1. (01 september 2012).






LAMPIRAN  FOTO








Gambar 1. tumbuhan kangkung pada awal pengukuran data yang disiram dengan cairan infus.






Gambar 2. Tumbuhan kangkung pada awal pengambilan data yang disiram dengan air limbah






Gambar 3. Tumbuhan kangkung pada akhir pengambilan data yang disiram dengan cairan infus.






Gambar 4.tumbuhan kangkung pada akhir pengambilan data yang disiram dengan air limbah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar